Tangisan malam meratap kerutkan hati
menjerit di kesunyian malam purnama
raga pasrah tercengkeram kekar jemari
menunggu takdir yang hanya tinggal sejengkal saja
Sorot merah tajam memandang penuh kengiluan
bertarung dua sosok bayang dalam ingatan
antara rasuk bisik setan dan kenangan
Menggeram moncong bertaring dengan liur menetes terus
rambut tumbuh di setiap jengkal kulit tubuh
nafas berat terhembus
menjelma sosok mengerikan seiring purnama penuh
Apakah kau sedikitpun tak mengingatku?
Ucap sang gadis dalam gemetar yang menyapu seluruh raga
Adakah cinta kita tak berarti apa-apa di hatimu?
Bila ajalku yang kau pinta, aku rela..
Sorot tajam perlahan sayu
nanar darah mengalir pilu
seiring purnama tertutup mega
tubuh berubah selayak semula
Dekap erat menjamah
isak tangis iris menggema
terkulai di kaki malam yang tak lagi indah
Perlahan kekar tangan melepas dekap
menjauh, berlari, menghilang dalam gelap
pergi..
dan tak pernah kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar