Hitam selalu menjamahku
Menyusup lewat pori-pori tubuh
Bertahta angkuh di singgasana kalbu
Mengikis jiwa yang telah kelabu
Menusuk nadiku selayak sembilu
Hampa menerawang senja
Menatap jingga tanpa nyawa
Kematian tengah menghampiri
Matinya sebuah hati
Hati yang tek pernah putih
Jerembab fana jungkalkan segala rasa
Hitam durja menembus kelana
Membusukkan ingatan tentang kenangan indah
Mencabut rasa mengikis duka
Semua kisah sekejap menghilang
Tenggelam dalam lautan hitam kelam
Kini tinggallah jasad tanpa nyawa
Tanpa ucap sepatah kata
Memandang kosong ruang waktu
Saharakan hatiku yang telah membatu
Kini, biarlah semua menghitam arang
Biarlah hitam ini kan kuselami
Biarlah hitamku takkan pergi
Meski mengapa, sedikitpun aku tiada mengerti
Biarlah, biarlah semua tiada pernah mengerti
Biarlah nista dan dengki slalu menghampiri
Biarlah meski semua hanya menganggapku hitam
Biarlah hitam semakin mendekam
di diri ini.....
Menyusup lewat pori-pori tubuh
Bertahta angkuh di singgasana kalbu
Mengikis jiwa yang telah kelabu
Menusuk nadiku selayak sembilu
Hampa menerawang senja
Menatap jingga tanpa nyawa
Kematian tengah menghampiri
Matinya sebuah hati
Hati yang tek pernah putih
Jerembab fana jungkalkan segala rasa
Hitam durja menembus kelana
Membusukkan ingatan tentang kenangan indah
Mencabut rasa mengikis duka
Semua kisah sekejap menghilang
Tenggelam dalam lautan hitam kelam
Kini tinggallah jasad tanpa nyawa
Tanpa ucap sepatah kata
Memandang kosong ruang waktu
Saharakan hatiku yang telah membatu
Kini, biarlah semua menghitam arang
Biarlah hitam ini kan kuselami
Biarlah hitamku takkan pergi
Meski mengapa, sedikitpun aku tiada mengerti
Biarlah, biarlah semua tiada pernah mengerti
Biarlah nista dan dengki slalu menghampiri
Biarlah meski semua hanya menganggapku hitam
Biarlah hitam semakin mendekam
di diri ini.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar