Baluran bara hati mempercepat aliran nadi
buramkan netraku akan kerinduanmu yang menyapaku
ciptakan onak hati menusuk perih
rekah sekuntum mawar melunglai layu
Mahkota jiwamu meredup pilu
mendulang bias keegoan yang menyeruak antara aura tuturku
perlahan tabir terbentuk dalam jarak
tinggalkan tangis menggema di lembah benak
Hanya untaian kata maaf yang bisa kuhatur
atas perih yang menyusup di antar tutur
meski maafku tak kan bisa tawarkan bisa
meski sesalku tak kan bisa menutup nganga luka
Senja mulai menjemput tabir malam
kalbu tersapu badai penyesalan
hanya sejumput mimpi menggugah indah imagi
semoga maafmu akan terberi
mengertimu, adalah anganku
menjemputku, kembali ke danau birumu
tempat kita, mendulang basuhan asmara
selamanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar